Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak juga. Hingga kini, belum jelas kenapa produksi cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat.
1. Nyeri pada mata
2. Sakit kepala
3. Melihat bayangan lingkaran di sekeliling cahaya lampu
4. Mata memerah
5. Mual atau muntah
6. Pandangan samar
7. Penglihatan yang makin menyempit hingga pada akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali
Dua jenis glaukoma yang disebabkan oleh tekanan pada mata adalah glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.
1. Glaukoma sudut terbuka adalah jenis glaukoma yang paling umum. Jenis ini juga disebut sebagai glaukoma kronis karena muncul dan berkembang secara perlahan-lahan.
2. Glaukoma sudut tertutup jauh lebih jarang terjadi dan dikenal sebagai glaukoma akut karena terjadi secara tiba-tiba. Glaukoma sudut tertutup merupakan kondisi darurat karena dapat menyebabkan kebutaan permanen dengan cepat.
1. peradangan dan infeksi parah pada mata,
2. penyakit yang mendasari seperti diabetes,
3. serta efek samping dari penggunaan obat-obatan steroid.
4. Selain itu, risiko glaukoma juga meningkat seiring dengan usia seseorang, terutama jika berada di atas 40 tahun.
Karena glaukoma menyebabkan saraf optik terganggu, maka diagnosis akan fokus pada hal tersebut. Dokter mata akan memeriksa daya penglihatan pasien dan struktur bagian dalam mata. Sebuah prosedur untuk memeriksa tekanan mata juga akan dilakukan. Prosedur ini disebut tonometri. Dokter juga akan melakukan tes bidang visual untuk memeriksa apakah penglihatan tepi pasien telah berkurang.
Sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami penurunan daya lihat yang mungkin saja disebabkan oleh glaukoma. Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh glaukoma tidak dapat diobati, namun tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi tekanan intraokular pada mata dan mencegah meluasnya kerusakan pada mata. Secara umum, glaukoma bisa ditangani dengan obat tetes, obat-obatan yang diminum, terapi laser, serta prosedur operasi.
Umumnya glaukoma terbagi menjadi dua jenis yaitu glaukoma sudut tertutup atau glaukoma akut dan glaukoma sudut terbuka atau glaukoma kronis.
Jika glaukoma terjadi sejak bayi atau anak-anak, glaukoma disebut sebagai glaukoma kongenital atau bawaan. Gejalanya akan muncul sejak bayi atau anak-anak. Namun kadang-kadang gejala tersebut tidak mudah untuk dikenali. Gejala glaukoma bawaan bisa berupa mata yang tampak berair dan berembun, mata yang sangat sensitif terhadap cahaya, mata tampak membesar akibat tekanan dalam mata yang tinggi. Mata juling juga bisa mengindikasikan adanya glaukoma pada anak.
Dalam mendiagnosis glaukoma, selain menanyakan gejala yang pasien rasakan, dokter mata juga akan membutuhkan keterangan mengenai riwayat kesehatan mereka. Dan untuk menguatkan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah tes, di antaranya:
1. Tes tonometry, yaitu pemeriksaan untuk mengukur tekanan di dalam mata. Sebelum prosedur ini dilakukan, biasanya mata pasien akan diteteskan obat bius lokal.
2. Tes perimetry atau tes bidang visual. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah penglihatan tepi pasien telah terganggu akibat glaukoma.
3. Tes gonioscopy. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa sudut di antara iris dan kornea yang merupakan saluran pembuangan cairan mata. Dokter akan mengetahui apakah sudut di antara iris dan kornea tersebut terbuka atau tertutup.
4. Tes ophthalmoscopy,yaitu pemeriksaan untuk mengetahui adanya kerusakan pada saraf optik akibat glaukoma. Dalam pemeriksaan ini, mata pasien akan diberikan obat khusus yang diteteskan sehingga pupil mereka membesar. Setelah itu dokter akan meneliti mata pasien dengan sebuah alat yang fungsinya sama seperti mikroskop.
5. Tes pachymetry, yaitu pemeriksaan untuk mengukur ketebalan kornea. Jika hasil tes menunjukkan bahwa kornea mengalami penebalan, artinya tekanan intraokular juga tinggi dan pasien berpeluang menderita glaukoma.
Glaukoma harus didiagnosis dan diobati sedini mungkin. Jika kondisi ini diabaikan, maka penyakit ini akan terus berkembang dan penderitanya bisa mengalami kebutaan.
Kerusakan mata yang ditimbulkan oleh glaukoma tidak dapat diobati hingga sepenuhnya sembuh seperti keadaan normal. Namun tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi tekanan intraokular pada mata dan mencegah meluasnya kerusakan pada mata.
Umumnya obat tetes mata sering menjadi bentuk penanganan pertama untuk glaukoma sudut terbuka yang disarankan oleh dokter. Obat tetes ini berguna melancarkan pembuangan cairan mata dan mengurangi produksinya.
1. Obat-obatan penghambat alfa, seperti apraclonidine dan brimonidine.
2. Obat-obatan penghambat beta, seperti timolol dan levobunolol.
3. Obat-obatan prostaglandin analoge, seperti travoprost dan bimatoprost.
4. Obat-obatan penghambat carbonic anydrase, seperti dorzolamide dan brinzolamide.
1. Membantu mempercepat penyembuhan dan pemulihan glaukoma pd mata
2. Menghindari resiko efek samping yg ditimbulkan olh obat2 kimia karena Insha Allah MILAGROS mampu menetralkan kandungan zat kimia yg terdapat dlm obat2 kimia
3. Mengurangi atau meringankan tekanan pd mata akibat dr produsi cairan mata yg berlebihan
4. menghilangkan sakit kepala
5. mengatasi mata buram dan memperjelas pengihatan dan pandangan
6. Menstimulasi pertumbuhan sel2 mata dan memperbaruisel2 yg rusak
7. Insha Allah terapi dgn MILAGROS tanpa efek samping dan resiko karena ealamianya dan pH yg tinggi
1. Iritasi pada mata
2. Mata merah
3. Mata terasa kering dan/atau gatal
4. Sensasi menyengat pada mata
"Obat-obatan glaukoma yang diminum untuk melengkapi kinerja obat tetes atau jika obat tetes terbukti kurang efektif, dokter akan meresepkan obat glaukoma dalam bentuk pil. Obat yang diminum adalah penghambat carbonic anhydrase seperti dorzolamide dan brinzolamide".
1. Sering buang air kecil
2. Masalah pada daya ingat
3 Sakit perut
4. Kesemutan pada tangan dan kaki
5. Depresi
6. Batu ginjal
7. Pengobatan laser. Pengobatan laser dapat diterapkan untuk mengobati glaukoma sudut terbuka dan tertutup. Pada glaukoma sudut terbuka, pengobatan laser dapat memperlancar aliran pembuangan cairan mata, sedangkan pada glaukoma sudut tertutup, prosedur ini mampu menghilangkan penyumbatan cairan. Setelah prosedur laser, obat tetes mata biasanya masih perlu digunakan.
Sama seperti pengobatan laser, prosedur operasi pada glaukoma dilakukan jika obat-obatan tidak mampu lagi mengurangi tekanan di dalam mata.
1. Trabeculectomy, yaitu jenis operasi glaukoma yang paling umum. Operasi ini bertujuan memperlancar sirkulasi cairan mata dengan cara membuang sebagian dari trabecular meshwork, yaitu jaringan tempat cairan mata keluar.
2. Aqueous shunt implant, yaitu prosedur operasi yang bertujuan meningkatkan kinerja pembuangan cairan mata dengan cara memasang sebuah alat kecil menyerupai selang pada mata.
SALAM SEHAT ALAMI TANPA RESIKO EFEK SAMPING